News Update :
Home » » Komentar Menteri Pendidikan Soal Buku TK Berbau Radikalisme

Komentar Menteri Pendidikan Soal Buku TK Berbau Radikalisme

Penulis : Kwanyar News on Thursday, January 28, 2016 | 9:29 AM

 

Anies Baswedan Angkat Bicara Soal Buku TK Kontroversi


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengaku tidak bisa menarik buku pelajaran yang dianggap memuat unsur radikalisme. Pasalnya, buku tersebut bukan diterbitkan oleh Kemendikbud.

"Bukunya bukan terbitan Kemdikbud oleh karena itu kami tidak bisa menarik (dari peredaran)," kata Anies di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Hal itu disampaikan Anies menyikapi adanya buku pelajaran Taman Kanak-Kanak yang dianggap dapat menumbuhkan benih radikalisme.

Anies menuturkan, pihaknya kini hanya bisa menelusuri dan melarang buku itu beredar jika terbukti memuat unsur radikalisme.

Ia mengaku telah mengutus tim untuk menelusuri peredaran dan substansi buku tersebut.

"Kami hanya bisa melarang, yang (bisa) menarik adalah penerbitnya," kata Anies.

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) sebelumnya menerima laporan dari kadernya di daerah tentang adanya buku pelajaran TK yang materi ajarnya dianggap tidak tepat untuk anak-anak.

Beberapa substansi buku yang ditemukan di salah satu TK di daerah Depok, Jawa Barat, tersebut dianggap bisa menumbuhkan benih radikalisme.

Sedikitnya, GP Ansor menemukan ada 32 kalimat dalam lima buku tersebut yang dianggap mengarah pada radikalisme.

Beberapa di antaranya adalah "Gegana Ada Dimana", "Bahaya Sabotase", "Cari Lokasi Di Kota Bekasi", "Gelora Hati Ke Saudi", "Bom", "Sahid Di Medan Jihad", hingga "Selesai Raih Bantai Kiai".

"Kata-kata yang dimaksud tidak tepat untuk menjadi bagian dari metoda belajar kepada usia TK. Kata-kata ini cenderung menumbuhkan benih-benih radikalisme," kata Wakil Ketua Umum GP Ansor, Benny Ramdhani.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Depok memastikan telah menarik semua buku TK yang dipermasalahkan tersebut.


Penarikan buku TK itu sudah dilakukan pada November 2015. Dipastikan tidak ada lagi buku seperti itu yang dipakai di 385 TK, PAUD, dan kelompok bermain di Depok.

Kepala Bidang Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendididikan Depok, Dadang Supriatna mengatakan, buku TK itu hanya ditemukan di satu TK di Depok, yakni di TK Semai Benih Bangsa Baiturahman, di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

"Sudah kita tarik sejak November 2015 lalu. Jumlahnya 175 buku dalam 35 jilid untuk 35 siswa TK di sana. Satu jilid ada lima buku sehingga totalnya ada 175 buku," kata Dadang.
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Info Pendidikan . All Rights Reserved.
Design Template by kwanyar-news | Support by creating website | Powered by Blogger